BANDUNG, itb.ac.id - Setelah melakukan proses pematangan rencana pembangunan, kampus ITB Jatinangor akan dibuka mulai tahun ajaran 2011. Pembangunan ITB Jatinangor ini merupakan salah satu langkah ITB menuju multi kampus.
"ITB telah menerima sebanyak 242 pegawai baik dosen maupun non dosen dari Universitas Winaya Mukti. Sumber daya ini harus segera diberdayakan," kata Ketua Tim Pengembangan Multi Kampus di Jatinangor Prof. Indratmo Soekarno, Kamis (13/1/11).
Jika berjalan lancar, Indratmo mengatakan, ITB Jatinangor akan mulai menerima mahasiswa tahun ini. Sekitar 200 hingga 300 mahasiswa akan menimba ilmu sebagai mahasiswa ITB di Jatinangor.
Indratmo mengatakan, ITB akan membuka lima program studi baru di kampus Jatinangor. Program studi tersebut antara lain: Bioengineering, Ilmu tentang perhutanan, Ilmu tentang pertanian (ketiganya di bawah atap Sekolah Ilmu Teknologi Hayati - SITH), Infrastuktur dan Sanitasi Lingkungan, dan Sumber Daya Air (di bawah Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan).
"Prodi tersebut dibuka sesuai dengan kebutuhan saat ini dan untuk pemberdayaan masyarakat," jelas beliau.
Mengenai kualitas pendidikan, Indratmo menjamin tidak akan ada perbedaan antara kampus Ganeca dengan kampus Jatinangor. Semuanya faktor penunjang pendidikan telah distandarkan sesuai dengan kualitas ITB.
Pembangunan Fisik
ITB telah menggelontorkan biaya sebesar satu triliun rupiah untuk pembangunan fisik di kampus Jatinangor. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan jalan, pagar, lanboratorium, renovasi dan revitalisasi gedung lama, asrama, dan lain sebagainya.
"Mahasiswa baru kampus Jatinangor akan ditempatkan di asrama yang bisa menampung hingga 512 mahasiswa. Namun kalau sudah tingkat dua ke atas mereka harus berbaur dengan masyarakat," kata dia.
Pembangunan fisik kampus Jatinangor akan mengacu pada prinsip eco campus. Dari total seluas 47Ha, hanya 20% yang akan dipakai untuk mendirikan bangunan. Sisanya digunakan untuk konservasi lahan hijau.
"Di sana juga akan menganut zero delta cue dan membangun drainase yang baik, sehingga tidak ada air hujan yang terbuang. Air permukaan akan dimanfaatkan untuk kebutuhan kampus," ujarnya.
Maka tak heran jika Indratmo menyebutnya sebagai kampus yang berorientasi pada bio engineering, water engineering, dan teknologi pasca panen.
Kampus Jatinangor juga dipersiapkan untuk pusat inovasi alat-alat perkakas mekanik, seperti membuat prototype atau menyempurnakan produk-produk industri.
"Tidak hanya melakukan riset tapi juga terjun hingga dunia bisnis atau bagian hilir," jelasnya.
Ke depannya, sampai tahun 2025, kampus Jatinangor diharapkan bisa menampung 2.700 mahasiswa. Sebagai penghubung antara kampus Ganeca dan Jatinangor, ITB akan menyediakan beberapa unit bus.
Mengenai ITB multi kampus, Anda bisa mengunjungi halaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar